SARABAPOST – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Selatan melalui Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Kalsel menggelar tiga pelatihan strategis yang dibuka langsung oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Dr H Muhamad Muslim.
Ketiga pelatihan tersebut tersebar di tiga daerah, yakni:
1. Pelatihan Pencegahan Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak di Dinkes Hulu Sungai Selatan.
2. Pelatihan Layanan Hepatitis B bagi Petugas FKTP di Dinkes Kota Banjarmasin.
3. Pelatihan SDM Tenaga Kesehatan untuk Upaya Berhenti Merokok di Dinkes Kabupaten Tanah Laut.
Dr Muslim menekankan, pelatihan ini merupakan bentuk nyata dukungan pemerintah provinsi terhadap program nasional penanggulangan penyakit menular dan tidak menular.
“Penularan HIV, sifilis, dan hepatitis B dari ibu ke anak masih menjadi tantangan serius. Ini menyangkut masa depan generasi mendatang, maka pencegahannya harus menjadi prioritas,” ujarnya.
Terkait hepatitis, ia mengingatkan bahwa Indonesia menargetkan eliminasi hepatitis B pada 2030 dan hepatitis C pada 2040. Untuk mencapainya, petugas program hepatitis di FKTP harus memiliki kompetensi yang mumpuni karena mereka adalah ujung tombak layanan.
Ia juga menyoroti tantangan besar lainnya: perilaku merokok. Menurutnya, konsumsi rokok yang tinggi mendorong peningkatan penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, dan kanker paru.
“Pengendalian rokok dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam layanan berhenti merokok sangat penting, demi produktivitas dan kualitas hidup masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bapelkes Kalsel Abdul Basit menyebut pelatihan ini sebagai langkah konkret untuk memperluas cakupan layanan kesehatan di daerah.
“Ini bukan sekadar formalitas. Dalam tiga bulan ke depan, harus ada dampak nyata, mulai dari peningkatan deteksi HIV/AIDS, pengobatan hepatitis, hingga layanan berhenti merokok,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, Bapelkes membiasakan peserta untuk menerapkan perilaku hidup sehat selama pelatihan.
“Kami siapkan fasilitas olahraga, pola makan bergizi, hingga budaya langkah sehat. Sebab tenaga kesehatan pun harus menjaga kesehatannya sendiri,” pungkasnya. (Admin)